Suatu hari Abu Dzar al Ghifari memberi nasihat kepada manusia di sekitar Ka’bah seraya berucap:
“Wahai manusia, jika salah seorang dari kalian ingin mengadakan perjalanan bukankah ia menyiapkan bekal yang mencukupi keperluannya dan menyampaikannya pada daerah tujuan?.”
Mereka menjawab, “Ya, tentu demikian.”
Abu Dzar melanjutkan, “Sesungguhnya perjalanan menuju hari qiyamat lebih jauh dari yang kalian duga, ambillah bekal yang cukup untuk safar kalian.”
“Apa bekal yang mencukupi keperluan kami?,” kata mereka.
Abu Dzar berkata, “Lakukanlah haji sekali seumur hidup, sebagai persiapan menghadapi persoalan yang besar. Berpuasalah walau sehari di hari yang sangat panas, sebagai bekal menghadapi hari kembali. Shalatlah dua raka’at di kegelapan malam, sebagai persiapan menghadapi kesunyian di alam kubur.
Perkataan yang baik, ucapkanlah. Perkataan yang buruk, tahanlah. Hal itu sebagai bekal menghadapi hari yang agung (di padang mahsyar).
Sedekahlah dengan hartamu, karena ia akan menyelamatkanmu di hari yang sulit.
Jadikanlah dunia menjadi dua majlis; majlis untuk mencari kebahagiaan akherat dan majlis untuk meraih rezki yang halal. Selain kedua majlis itu tidak bermanfaat bagimu dan bahkan memberikan mudharat bagimu. Tentu hal itu tidak engkau inginkan.
Jadikanlah harta menjadi dua dirham; satu dirham untuk menafkahi keluargamu dari yang halal. Dan satu dirham lagi engkau keluarkan untuk akheratmu. Selain kedua dirham itu tidak bermanfaat bagimu dan bahkan memberikan mudharat bagimu. Tentu hal itu tidak engkau inginkan.
Lalu dengan suara lantang, Abu Dzar menyeru, “Wahai manusia, cinta dunia telah membunuh kalian, yang dengannya kalian tak akan meraih kebahagiaan abadi di sana.”
(Ahmad Mustaqim)